Masih ingat dengan Ponari? bocah ajaib yang konon katanya bisa mengobati semua penyakit karena memiliki batu petir yang didapatnya saat akan disambar petir. Entah karena sugesti atau apa, berbondong - bondong ratusan bahkan ribuan orang seakan tersihir, mendatangi rumah si dukun cilik, demi mendapatkan satu kata kesembuhan dari penyakit.
Mendadak kaya, itulah yang akhirnya terjadi pada ponari, rumah yang dahulu sederhana, berubah menjadi mentereng, hape merk terbaru dan berbagai mainan canggih dimiliki oleh si dukun cilik. Mencengangkan memang, namun dampaknya menjadi signifikan, berbagai "dukun - dukun" tiban bermunculan, entah karena ingin meraih untung seperti ponari atau karena ingin terkenal dan mencari sensasi. Anehnya mereka dengan tidak malu meminta sumbangan ala kadarnya, dan lebih aneh lagi banyak orang percaya dengan hal seperti itu.
Beberapa nyawa melayang, dan praktek tersebut pun ditutup, bukannya surut, malah makin bertambah banyak, bahkan air bekas comberan dari rumah ponari pun jadilah diambil mereka, bukannya sembuh, mereka malah tambah parah penyakitnya. Bagaimana tidak, penyakit hendaknya diobati secara medis, malah mencari jalan yang tidak masuk akal.
Baru - baru ini yang paling anyar, seorang balita usia 1,5 tahun dipercaya mempunyai tangan ajaib, jika dicelupkan diair, maka air itu dapat menyembuhkan berbagai penyakit. dan mirisnya, lagi - lagi masyarakat percaya akan hal itu, berbondong - bondong mereka membawa air cm ingin dipegang oleh jari ajaib sang anak. Fenomena apakah ini? Mengapa mereka tidak lagi percaya pada dokter atau pengobatan medis lainnya? Apakah karena himpitan ekonomi? atau karena kepercayaan mereka yang telah mendarah daging?
Ada istilah yang mengatakan " kalau miskin jangan sakit"
Pernyataan itu menggambarkan bahwa keadaan lah yang membuat mereka menempuh jalan seperti itu, masih ingatkah anda dengan seorang pasien yang terpaksa meminta - minta demi menutupi biaya pengobatan istrinya di sebuah rumah sakit? Hanya karena rumah sakit sudah tidak memberlakukan Jamkesmas dikarenakan banyaknya hutang pemerintah daerah ke rumah sakit tersebut?
Entah siapa yang patut disalahkan, yang jelas fenomena semacam ini kerap terjadi terutama ditengah2 masyarakat ekonomi menengah kebawah.
Entah karena himpitan ekonomi, atau karena ingin instan, mereka justru menyerbu pengobatan2 mistik tak masuk akal, mereka lebih percaya pada hal ghaib yang tak masuk akal daripada mendatangi medis dan mengetahui penyakit mereka secara medis.
Memang, ada beberapa penyakit yang tidak bisa dijelaskan secara medis, namun pengobatan harus dilakukan oleh orang yang berkompeten dibidangnya, bukan orang sembarangan dengan cara yang sembarangan pula.
Baru - baru ini pun terdengar kabar, bahwa ponari sakit, kalau memang dia bisa mengobati orang, kenapa dia tidak bisa menobati dirinya sendiri? Hal semacam inilah yang patut dijelaskan.
Allah menciptakan penyakit tentu ada obatnya,tinggal bagaimana kita menyikapinya. Dan semua itu ada ilmunya, dan tentunya orang yang berkompeten yang dititipi Allah ilmu tersebut, misalnya dokter atau tabib.
Apakah ini dampak korupsi yang merajalela? Wallahu A'lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar